Ibarat bangkai yang kita letakan di
tengah hutan, maka lambat laun aroma khasnya yang menusuk hidung akan menarik
segerombolan anjing liar segera menghamprinya. Naluri anjing terhadap bangkai
daging adalah mengendus, menjilat dan memakannya. Bila ada anjing yang lain
mendekat, pastilah mereka saling menggonggong dan saling mengusir memperebutkan
bongkahan bangkai tersebut. Seketika hukum rimba pun berlaku, siapa kuat maka
dialah yang berkuasa. Begitulah gambaran tanah Freeport, sang penghasil emas
terbesar dengan kualitas terbaik di dunia di pelupuk mata para penguasa dan
pemburu harta semenjak tanahnya diketahui sebagai harta karun tiada tara.
Semenjak
tanah berharta karun tiada tara ini digerus, telah menghasilkan lebih dari
belasan juta ton temabaga dan hampir lebih dari milyaran ton emas. Yang jika
kita uangkan maka seluruh penduduk Negri ini akan tercukupi kebutuhan
finansialnya sampai anak cucu nantinya. Maka tidak mengherankan jikalau Amerika
sebagai pengelolah tambang, sampai saat ini masih yang nomor wahid sebagai
pengontrol perekonomian dunia terutama dalam masalah financial belum mampu
digeser oleh Negara manapun.
Freeport-pun
menjadi salah satu alasan mengapa presiden soekarno lengser dari kursi orang
pertama negri ini dan juga diduga menjadi alasan terbunuhnya presiden AS John F
Kennedy. Sebagaimana yang pernah dibeberkan Lisa Pease dalam artikelnya yang
berjudul “JFK”, Indonesia, CIA, dan Freeport di majalah Probe tahun 1996.
Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC.
Freeport
ternyata sudah lama mengincar Papua. Tahun 1960, suasana di papua menegang.
Soekarno berusaha merebut Papua dari Belanda lewat operasi militer yang diberi
nama Trikora. Freeport yang mau menjalin kerjasama dengan Belanda lewat East
Borneo Company pun belingsatan. Kalau
Papua jatuh ke Indonesia bisa-bisa urusannya semakin sulit.
Forbes
Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur disebutkan berusaha
meminta bantuan Kennedy. Tapi si Presiden AS itu malah kelihatan mendukung
soekarno. John pula yang mengirimkan adiknya Bob Kennedy untuk menekan
pemerintah Belanda agar tak mempertahankan Papua. Kennedy pula yang mengancam
Belanda akan menghentikan bantuan Marshal Plan jika ngotot mempertahankan Irian
Barat. Akhirnya Belanda pun menuruti
kata Kennedy dan memilih mundur dari tanah Papua.
Kekesalan
Freeport pun bertambah saat Kennedy akan menyiapkan paket bantuan Ekonomi
kepada Indoneisa sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan World Bank.
Sebutir peluru menghentikan niat baik Kennedy. Kebijakan pengganti Kennedy
langsung bertolak belakang dan Indonesia pun kian jauh dari AS.
Setelah
Kenedy tewas diterjang peluru, tragedi September 1965 menghampiri dan
mematahkan taring ganas soekarno. Pemimpin yang menolak modal asing, dan
keinginannya untuk menasionalisasi-kan perusahan-perusahan asing itu digantikan
oleh soeharto.
Kebijakan
presiden soeharto yang disebut-sebut sebagai bapak pembangunan sangatlah
kontras terhadap presiden pendahulunya. Soeharto melakukan teken pengesahan
undang-undang Penanaman Modal Asing pada 1967, dan menjadikan Freeport
perusahan asing pertama yang kontraknya ditandatangani soeharto untuk
beroperasi di tanah Papua. Sebagai upah kerjasama, Indonesia sebagai pemilik
tanah memperoleh jatah 1% dan Amerika (Freeport) sebagai pemilik teknologi
memperoleh jatah 99% dari hasil tambang.
Kini
setelah puluhan tahun menjara di bumi Papua, perusahan asal Negri Paman Sam itu
kembali terseok-seok seiring munculnya PP nomor 77 tentang Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini juga
maka Freeport-pun diharuskan menyerahkan tanah Papua yang selama ini
dikelolahnya itu sebesar 30% kepada Negara.
Divestasi
30% jelas membuat perusahan Negri Paman Sam itu kian belingsatan, pasalnya untuik
membayar gratifikasi saja mereka enggan dengan dalih rugi, apalagi harus
merelakan sahamnya 30% utnuk dikelolah pemerintah.
Lucunya
dalam waktu yang hampir bersamaan, percatutan politik para pemimpin Negri ini
kian mengiris hati. Entah agenda apa yang sedang dimainkan oleh para elit
politikus busuk ini. murni-kah percatutan ini? Atau memang sekedar riuh untuk
meloloskan agenda kapitalis? Mengembalikan kejayaan kapitalis atas bangsa ini dan
memperpanjang kesengsaraan bangsa ini. Menarik untuk dinantikan kebijakan apa
yang akan diambil oleh pengganti mantan ketua DPR RI Setya Novanto. Akankah
ber-ending dengan kemenangan dipihak pemerintah negri ini atau kemenangan
dipihak kapitalis CS yang terus mengendus bangkai Freeport? Patut dinantikan
juga, akankah Presiden kita Joko Widodo akan bernasib sama dengan Soekarno jika
terus berekeras kepala mempertahankan kebijakan divestasi 30% perusahan Asing.?
Yah,
memang yang namanya bangkai akan terus diperebutkan oleh anjing-anjing
kelaparan yang penuh dengan liur keserakahan. Semoga kegaduhan politik negri
saat ini tidak melupakan perut-perut masyarakatnya yang kian busung karena
nasinya dimakan oleh kapitalis, penguasa rakus beserta sanak keluarganya.