Kita
tidak sedang hidup di dunia komik, atau film Hollywood ataupun dunia sinetron.
Yang mana, setiap yang benar akan selalu menang di penghujung cerita. Kehidupan yang kita jalani ini adalah bukan
di dalam sebuah dunia yang penuh
angan-angan atau sebuah dongeng, melainkan sebuah dunia yang real dan
benar-benar nyata. Tidak semua impian manis, yang kita inginkan akan berbuah
kenyataan yang manis pula. Terkadang impian manis akan berbuah kenyataan yang
pahit bahkan lebih pahit dari cairan empedu.
Kita
sedang menjalani hidup di dunia yang nyata, bukan di surge. Di dunia yang nyata,
keadilan, kejujuran, ataupun kebaikan tidak selalu menang. Yang menang adalah
pihak yang berjumlah lebih banyak dan pihak yang memiliki kekuatan yang besar,
semacam hukum rimba. Itulah dunia nyata. Yang kuat, yang banyak, yang licik,
dan yang pandai lah yang menjadi pemenang.
Kita
dapat melihat betapa banyak orang baik, orang jujur, orang yang berlaku benar,
dan orang yang taat pada ajaran agama namun mereka selalu tertindas. Banyak
orang-orang besar yang munafik, berbuat curang, menggunakan segala daya dan
kekuatan untuk memperoleh kekayaan dan kekuasaan baik melalui jalan yang halal
maupun tidak halal. Dunia yang kita jalani ini tidak berlaku hukum-hukum
seperti yang ada di dalam cerita dongeng. Kebaikan dapat dikalahkan oleh
keburukan yang terorganisir secara sistematis dan baik.
Banyak
contoh telah berlalu, mengajari kita bahwa kebaikan dan kebenaran tak selamanya
menjadi pemenang atas kejahatan dan keburukan. Perlawanan para leluhur kita
yang berjuang melawan sebuah tatanan kehidupan sebagai manusia yang terjajah di
negri sendiri oleh bandit-bandit belanda selalu menemui jalan kekalahan adalah
sebuah contoh kebenaran yang tidak menang atas kejahatan. Contoh lain ialah
bagaimana warga palestina yang hidupnya dahulu rukun dan damai kini selalu
dihanatui ribuan rudal Israel yang siap merenggut nyawa mereka kapanpun tanpa
mereka sadari. Jelas tindakan Israel atas warga palestina adalah suatu tindak
kejahatan, namun apakah mereka mendapat hukuman yang setimpal atas tindakan
mereka.? Jawabannya tidak.!!
Mungkin
kita bertanya, kalau begitu tidak ada gunanya juga kita berbuat baik dan
benar.?
Jawabannya
mungkin.
Manusia
diciptakan oleh Tuhan dengan dianugerahi hak yang teramat istimewah yakni
kebebasan dalam bertindak. Dengan anugerah kebebasan, manusia dapat bertindak
memilih jalan hidup yang sesuai untuk dijalani. Dengan kebebasan manusia
berbuat baik ataupun buruk tergantung pilihannya. Walaupun pada akhirnya,
kebenaran tidak selalu menang seperti akhir dari sebuah sinetron, akan tetapi
bagi kita yang beriman dan bertuhan kita yakin bahwa kehidupan di dunia bukan
akhir dari perjalanan kita. Kehidupan di dunia ibarat sebuah bahtera yang akan
mengantarkan kita pada kehidupan selanjutnya. Di kehidupan yang selanjutnya
inilah kebaikan dan kebenaran akan diputuskan dengan seadil-adilnya. Di sana,
segala kebaikan dan kebenaran akan diganjar dengan pahala yang pantas, dan
segala keburukan dan kejahatan akan diganjar dengan hukuman yang pantas pula. .
Terkadang kebaikan harus menunggu waktu yang lama, agar dia bisa menjadi
terkuak. Seperti kebenaran mengenai teori heliosentri, membuthkan waktu yang
lama agar bisa diterima kebenarannya. Mungkin begitu juga pada akhirnya
kebaikan dan kebenaran yang diinginkan oleh kaum agamais menjadi nyata, di
suatu masa nanti.
Oleh
karena itu, janganlah khawatir untuk berbuat atau mempertahankan kebenaran jika
di dalam diri kita ada keyakinan akan kehidupan selanjutnya di mana kebaikan
dan keburukan akan terkuak dengan sejelas-jelasnya.
0 komentar:
Post a Comment