Banner 468 x 60px

 

Monday, November 16, 2015

JIHADNYA PARA CALEG

0 komentar
Ada dua indicator mereka tidak sedang bermain-main dalam politik. Pertama mereka rela berkorban begitu banyak uang, keringat dan waktu demi rakyat yang akan mereka pimpin apabila terpilih nanti. Mereka bahkan menerapkan prinsip hidup para sufisme, yakni rela kehilangan harta dunia. Dari mengorbankan uang, menjual rumah, mobil, tanah, toko, perusahan, bahkan ada yang rela berhutang. Mereka bahkan tidak hanya kehilangan harta dunia seperti prinsipnya para sufi, mereka pun ikhlas terkubur oleh puing-puing bangunan hutang yang mereka bangun.  Perjuangan demi rakyat adalah perjuangan yang suci, disini keikhlasan dan cinta dibangun oleh mereka. Bagi mereka harta tidaklah berarti, bahkan nyawapun akan mereka pertaruhkan. Ini terbukti banyak diantara para caleg yang gagal menjadi anggota legislative melakukan bunuh diri. Bagi mereka lebih baik mati dari pada tidak bisa memperjuangkan aspirasi rakyat! Lebih mulia terkubur oleh berkalang tanah, dari pada hidup  tetapi gagal menegakan amanat rakyat.,
Indicator yang kedua adalah kebanyakan mereka bukanlah dari kalangan pengangguran yang tidak berpenghasilan kemudian mengikhtiarkan diri meraih kehidupan yang lebih mapan, atau sekedar meningkatkan karier, akses dan modal. Banyak dari kalangan caleg ini adalah orang-orang yang berpenghasilan, dan rata-rata mereka merupakan orang-oang termasyhur di kalangan masyarakat. Ada yang ulama, artis, professor dan lain sebagainya. Popularitas mereka sangat termasyhur, mereka mempunyai kehidupan yang berkecukupan, sehingga apa yang dimilikinya takan bisa ditambahi apa-apa dengan menjadi anggota legislative.
Jadi, apa yang mereka lakukan adalah sebuah perjuangan yang sacral. Kita mungkin sering mendengar kata jihad,oleh para penganut agama  jihad dijadikan sebagai jalan untuk membela agama tuhannya. Namaun, dikalangan para caleg ini jihad lebih diutamakan untuk kepentingan rakyat. Jihad dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat bagi para caleg adalah suatu bentuk ekspresi dari kesadaran kenegarwanan dan rasa cinta terhadap rakyat yang begitu besar.
Kalau ada orang yang memfitnah, maka ia berdosa dan tidak bisa menghindar dari api neraka. Satu-satunya cara untuk membebaskan mereka dari dosa fitnah adalah mengubah fitnah itu menjadi tuduhan yang mengandung nilai kebenaran. Dan supaya masyarakat terbebas dari keadaan pemfitnah menjadi pengungkap kebenaran maka para caleg itu terpaksa berpamrih, demi masyarakat yang memfitnahnya dari dosa yang membawanya kedalam api neraka. Itulah sebabnya mengapa para caleg yang gagal menjadi anggota legislative meminta kembali uang ataupun harta yang pernah mereka bagikan. Dan ada juga dari mereka yang terpaksa korupsi untuk bisa mengembalikan modalnya sewaktu melakukan kampanye. Ini semua dilakukan demi memerdekakan rakyatnya dari dosa fitnah dan dahsyatnya api neraka. Bagi mereka korupsi adalah salah satu jalan untuk membebaskan rakyat dari bahaya api neraka. Mereka rela menanggung dosa korupsi asalkan rakyatnya selamat.
Memang serba salah dan dilematis kalau sudah bicara pamrih. Mana mungkin hidup tanpa pamrih. Mana mungkin seorang petani padi yang menanam padi tanpa pamrih panen padi dan menanak nasi tanpa pamrih nasi akan matang.
Satu hal yang perlu dicatat bahwa para caleg ini adalah orang-orang yang memiliki kemurahan hati yang tinggi. Dengan kemurahan hati ini mereka memberikan berbagai macam hal yang merupakan keinginan atau permintaan dari rakyat mulai. Para caleg pun kemudaian merespon dengan memberikan permintaan-permintaan itu baik pemberian secara tetutup maupun secara gamblang. Mereka bukanlah  orang-orang yang mata duitan, yang gila akan harta. Karena, sangat mustahil orang yang gila harta kemudian membagi-bagikan harta kepada orang lain. Apalagi dalam jumlah yang begitu banayk dan melimpah untuk ukuran rakyat kita yang begini banyak.
Semula para caleg memang tulus ikhlas memberikian bantuan, Cuma karena masyarakat banyak yang memfitnah bahwa para caleg itu berpamrih, membagi-bagikan uang dan harta demi memenuhi ambisinya menjadi anggota legislative, maka muncul kemuliana spiritual dari kesadaran batin para caleg itu.
Sunnguh mereka adalah orang-orang yang sangat luar biasa , sangat sedikit jumlah orang di negri kita ini yang betul-betul melakuklan perjuangan seperti ini. Dari ratusan juta warga Negara kita ini mereka berani mencalonkan diri, ini merupakan satu nilai positive yang coba dibangun oleh mereka. Mereka memiliki kekuatan mental yang sangat dahsyat, tidak sembarang orang dapat melakukan hal serupa.
Tetapi, hendaknya kita belajar menyadari bahwa motivasi individu dan egoisme dengan perjuangan social. Meski rakyat mulai membuka diri pada kesadaran bahwa para caleg itu memang berpamrih, tetapi pamrihnya adalah memperjuangkan rakyat, bukan memperjuangkan nasib mereka sendiri.
Warga Negara dan para pemimpin masyrakat yang mencalonkan diri sebgai wakil rakyat atau anggota legislative adalah orang-orang yang memiliki jiwa-jiwa kesatria yang tinggi. Mereka bukanlah orang-orang yang sedang bermain-main di dunia politik yang demokratis.

0 komentar:

Post a Comment

 
ZN _ LEFOKISSU © 2017