Banner 468 x 60px

 

Saturday, January 2, 2016

Bangkai Itu Bernama Freeport

0 komentar
Ibarat bangkai yang kita letakan di tengah hutan, maka lambat laun aroma khasnya yang menusuk hidung akan menarik segerombolan anjing liar segera menghamprinya. Naluri anjing terhadap bangkai daging adalah mengendus, menjilat dan memakannya. Bila ada anjing yang lain mendekat, pastilah mereka saling menggonggong dan saling mengusir memperebutkan bongkahan bangkai tersebut. Seketika hukum rimba pun berlaku, siapa kuat maka dialah yang berkuasa. Begitulah gambaran tanah Freeport, sang penghasil emas terbesar dengan kualitas terbaik di dunia di pelupuk mata para penguasa dan pemburu harta semenjak tanahnya diketahui sebagai harta karun tiada tara.
Semenjak tanah berharta karun tiada tara ini digerus, telah menghasilkan lebih dari belasan juta ton temabaga dan hampir lebih dari milyaran ton emas. Yang jika kita uangkan maka seluruh penduduk Negri ini akan tercukupi kebutuhan finansialnya sampai anak cucu nantinya. Maka tidak mengherankan jikalau Amerika sebagai pengelolah tambang, sampai saat ini masih yang nomor wahid sebagai pengontrol perekonomian dunia terutama dalam masalah financial belum mampu digeser oleh Negara manapun.
Freeport-pun menjadi salah satu alasan mengapa presiden soekarno lengser dari kursi orang pertama negri ini dan juga diduga menjadi alasan terbunuhnya presiden AS John F Kennedy. Sebagaimana yang pernah dibeberkan Lisa Pease dalam artikelnya yang berjudul “JFK”, Indonesia, CIA, dan Freeport di majalah Probe tahun 1996. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC.
Freeport ternyata sudah lama mengincar Papua. Tahun 1960, suasana di papua menegang. Soekarno berusaha merebut Papua dari Belanda lewat operasi militer yang diberi nama Trikora. Freeport yang mau menjalin kerjasama dengan Belanda lewat East Borneo Company pun  belingsatan. Kalau Papua jatuh ke Indonesia bisa-bisa urusannya semakin sulit.
Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur disebutkan berusaha meminta bantuan Kennedy. Tapi si Presiden AS itu malah kelihatan mendukung soekarno. John pula yang mengirimkan adiknya Bob Kennedy untuk menekan pemerintah Belanda agar tak mempertahankan Papua. Kennedy pula yang mengancam Belanda akan menghentikan bantuan Marshal Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Akhirnya Belanda pun menuruti  kata Kennedy dan memilih mundur dari tanah Papua.
Kekesalan Freeport pun bertambah saat Kennedy akan menyiapkan paket bantuan Ekonomi kepada Indoneisa sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan World Bank. Sebutir peluru menghentikan niat baik Kennedy. Kebijakan pengganti Kennedy langsung bertolak belakang dan Indonesia pun kian jauh dari AS.
Setelah Kenedy tewas diterjang peluru, tragedi September 1965 menghampiri dan mematahkan taring ganas soekarno. Pemimpin yang menolak modal asing, dan keinginannya untuk menasionalisasi-kan perusahan-perusahan asing itu digantikan oleh soeharto.
Kebijakan presiden soeharto yang disebut-sebut sebagai bapak pembangunan sangatlah kontras terhadap presiden pendahulunya. Soeharto melakukan teken pengesahan undang-undang Penanaman Modal Asing pada 1967, dan menjadikan Freeport perusahan asing pertama yang kontraknya ditandatangani soeharto untuk beroperasi di tanah Papua. Sebagai upah kerjasama, Indonesia sebagai pemilik tanah memperoleh jatah 1% dan Amerika (Freeport) sebagai pemilik teknologi memperoleh jatah 99% dari hasil tambang.
Kini setelah puluhan tahun menjara di bumi Papua, perusahan asal Negri Paman Sam itu kembali terseok-seok seiring munculnya PP nomor 77 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini juga maka Freeport-pun diharuskan menyerahkan tanah Papua yang selama ini dikelolahnya itu sebesar 30% kepada Negara.
Divestasi 30% jelas membuat perusahan Negri Paman Sam itu kian belingsatan, pasalnya untuik membayar gratifikasi saja mereka enggan dengan dalih rugi, apalagi harus merelakan sahamnya 30% utnuk dikelolah pemerintah.
Lucunya dalam waktu yang hampir bersamaan, percatutan politik para pemimpin Negri ini kian mengiris hati. Entah agenda apa yang sedang dimainkan oleh para elit politikus busuk ini. murni-kah percatutan ini? Atau memang sekedar riuh untuk meloloskan agenda kapitalis? Mengembalikan kejayaan kapitalis atas bangsa ini dan memperpanjang kesengsaraan bangsa ini. Menarik untuk dinantikan kebijakan apa yang akan diambil oleh pengganti mantan ketua DPR RI Setya Novanto. Akankah ber-ending dengan kemenangan dipihak pemerintah negri ini atau kemenangan dipihak kapitalis CS yang terus mengendus bangkai Freeport? Patut dinantikan juga, akankah Presiden kita Joko Widodo akan bernasib sama dengan Soekarno jika terus berekeras kepala mempertahankan kebijakan divestasi 30% perusahan Asing.?
Yah, memang yang namanya bangkai akan terus diperebutkan oleh anjing-anjing kelaparan yang penuh dengan liur keserakahan. Semoga kegaduhan politik negri saat ini tidak melupakan perut-perut masyarakatnya yang kian busung karena nasinya dimakan oleh kapitalis, penguasa rakus beserta sanak keluarganya.

0 komentar:

Post a Comment

 
ZN _ LEFOKISSU © 2017