Banner 468 x 60px

 

Wednesday, July 6, 2016

LEBARAN, RITUAL PUNCAK PUASA RAMADHAN

0 komentar


Umat islam Indonesia memiliki sebuah ritual unik dalam memperingati hari raya idul fitri atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Lebaran. Ia bukanlah hari saling berpamer-pameran pakaian baru atau kopiah baru, juga bukan hari saling menunjukan kue dan makanan yang enak dan lezat sebagaimana mainstreamnya di Negara kita. Kata “lebaran” ini sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yaitu Lebar yang artinya selesai; dari menjalankan ibadah puasa ramadhan. Ada pula yang mengartikan kata Lebar ini dengan luas; maksudnya memperlebar atau memperluas tali silaturahmi di antara sesama umat manusia.
Saya sendiri melihat lebaran sebagai hari toleransi dan hari kasih sayang (silahturahmi) nasional. Mengapa demikian? Karena sebenarnya lebaran bukan lagi menjadi hari libur umat islam namun sudah merupakan hari libur seluruh masyarakat Indonesia. Penetapan hari libur nasional pada hari lebaran oleh pemerintah ini adalah upaya membangun toleransi antar umat beragama yang berdomisili di negri tercinta ini. Hari ini tidak ada sekat atau batas yang menghalangi masyarakat Indonesia untuk saling berbagi hangatnya kebahagiaan; sebagaimana arti dari hari idul fitri sendiri yakni hari kemenangan setelah sebulan menajalani ritual puasa. Pada hari ini tabir-tabir ke-aku-an lenyap. Tabir-tabir kebudayaan lebur. Dan tabir-tabir agama lumer. Semuanya turut mencair dalam naungan lebaran; saling berbagi kasih sayang dan bermaaf-maafan.
Lebaran tidak lagi menjadi budaya agama umat islam, namun sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Sebagaimana umat islam, masyarakat Indonesia yang non muslim pun turut merayakan lebaran dengan riang gembira. Mereka turut dalam tour mudik yang sudah merupakan tradisi tahunan masyarakat Indonesia yaitu kembali ke kampung halaman masing-masing untuk ber-Lebaran bersama keluarga. Mereka (non muslim) pun turut dalam arak-arakan (pawai malam takbiran), bersama umat islam mereka mengumandangkan kalimat takbir (Allahu akbar), tahmid (laa ilaaha illallah) dan tahlil (Alhamdulillah) dalam menyambut datangya fajar 1 syawal. Mereka pun saling membaur satu sama lain saling mengunjungi dan bersilahturahmi, saling bermaaf-maafan sambil berucap selamat idul fitri (lebaran); minal aidin wal faizin. Hal ini dapat kita jumpai; saya yakin bukan hanya di Nusa Tenggara Timur (NTT) saja sebagai propinsi yang menjunjung tinggi nilai toleransi antar sesama, melainkan hampir seluruh pelosok Indonesia. Maka boleh jadi kita katakan bahwa Lebaran, selain sebagai hari toleransi dan kasih sayang, ia juga merupakan symbol agama-budaya yang menjadi pelebur keragaman suku, agama, etnis, budaya, dan bahasa. Ia mempertautkan kebhinekaan negri ini dalam ke-tunggal ika-an yang harmoni.
Momentum lebaran merupakan puncak dari ibadah puasa ramadhan, ia sebagai hari pernyataan/pengumuman kelulusan ujian sebulan lamanya menjalani ibadah puasa, walaupun pengumumannya tidak diberitakan secara langsung oleh sang penyelenggara ujian. Pada hari ini juga sifat ke-aku-an menjadi cair, mungkin dikarenakan hati kita sudah mencapai titik leburnya setelah sebulan dibakar oleh ramadhan (bulan pembakaran). Dalam hal ini, silahturahmi sebagai sarana untuk saling bermaaf-maafan, membangun relasi antar social antar sesama atas berbagai problema yang sempat memperjarak kekerabatan baik dalam rumah maupun dalam masyarakat. Silahturahmi memiliki makna penting yakni sebagai mekanisme rekonsiliasi yang sangat efektif bagi upaya penyelesaian perselisihan, ketegangan, kekhilafan atau konflik, baik antar anggota keluarga maupun dengan masyarakat yang pernah terjadi di massa yang silam. Dan ini sangat dimanfaatkan dengan baik oleh setiap individu yang terlibat di dalamnya, sehingga tidak heran pada hari ini akan kita jumpai deraian air mata baik itu air mata kesedihan maupun kebahagiaan.
Akhir dari tulisan ini, saya secara pribadi Kifli A. Naesaku mengucapakn selamat hari raya Lebaran, Idul Fitri 1 syawal 1437 H Minal Aidin wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Bathin kepada kita semua terutama yang membaca coretan singkat ini.

0 komentar:

Post a Comment

 
ZN _ LEFOKISSU © 2017