Politik itu kata
orang, adalah seni kemungkinan. Bukan air seni atau air kencing loh. Apalagi
air seni onta yang katanya mampu mengobati berbagai macam penyakit. Bukan.
Bukan itu maksud seni. Seni di sini artinya, kemampuan, keahlian, karya,
permainan yang cantik, cipta, karsa dan lain sebagainya. Intinya tentang
artistik atau sesuatu yang bernilai estetis.
Seni kemungkinan
artinya keahlian membuat segala sesuatu menjadi mungkin. Menciptakan sesuatu
yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sehingga dalam politik, segala sesuatu
tidak bersifat permanen, statis atau jalan di tempat. Segalanya punya
kemungkinan dan potensi untuk menjadi selain dirinya. Punya kecenderungan untuk
berubah. Bergantung pada faktor Ex-.
Dalam politik, faktor
ex- ini biasanya berupa intervensi dari pihak yang lebih berkuasa dan juga
kepentingan. Pihak yang kuasa sering menggunakan otoritasnya untuk mempengaruhi
bawahannya dalam mengambil sebuah keputusan meski harus berseberangan dengan
naluri ia yang diperintah.
Kepentingan juga tak
kalah hebatnya. Ia mampu mengobrak-abrik bangunan ideologi dan naluri setiap
orang. Yang terpenting adalah untung. Tak jarang kita sering mendengar idiom “dalam
dunia politik tak ada yang abadi, tak ada musuh yang kekal ataupun teman. Yang
abadi adalah kepentingan, untung-rugi.
Politik adalah seni
kemungkinan. Musuh mungkin bisa menjadi teman, begitu sebaliknya. Semua serba
mungkin. Tak ayal orang sering menabrak batas-batas demi melancarkan hasrat
keserakahan membabi buta.
Kemarin mungkin ia
terlihat pandai, namun hari esok bisa terlihat tolol. Kemarin lugu, hari ini
buas. Kemarin santun, hari ini biadab. Semuanya serba mungkin. Dan mungkin
sedang kita saksikan juga hari ini.
Politik adalah
bagaimana memungkinkan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Memalsukan
tanda tangan, misalnya. Atau bekerja sebelum waktu harusnya bekerja,
mengeluarkan keputusan padahal belum memiliki lisensi dan pengukuhan.
Dalam politik anda
bisa menggunakan jurus mabuk. Atau jurus pura-pura bego. Pura-pura bego
memberikan surat kesedian padahal anda tidak menginginkan orang tersebut. Pura-pura menanyakan kesdiaan sesorang,
padahal anda sudah mempunyai list surat keputusan siapa saja yang mendampingi
anda. Misalnya, anda sudah punya list surat keputusan tanggal enam (6) dan anda
pura-pura menanyakan kesdiaan atau soal surat kesediaan di atas tanggal enam.
Apakah ini adalah tindakan pura-pura bego atau memang benar-benar bego dan
mabuk?
Tapi, yah sekali lagi
namanya politik. Seni kemungkinan. Semuanya serba mungkin, serba bisa. Bisa
memanipulasi tandatangan, memanipulasi waktu, dan mungkin juga memanipulasi
kepribadiaan. Tak mengapa, menghalalkan segala cara. Karena menunggu tujuh
tahun itu butuh kesabaran dan emosi yang tinggi.
Saya teringat kata
orang-orang tua dahulu, sesuatu yang diraih dengan usaha itu lebih nikmat dan
karenanya kita lebih menghargainya ketimbang sesuatu yang kita peroleh atas
pemberian orang
Kemarin mungkin surat
kaleng, hari ini mungkin surat cinta. Dan kutetapkan tulisan ini sebagai surat
cinta, bukan surat kaleng tentang “Pengkaplingan Kekuasaan”.
0 komentar:
Post a Comment