Peri itu menyodorkan kedua
sayapnya yang seputih kertas
Sambil berkata, ambil dan
terbanglah
Tapi terbang ke mana,
tanyaku
Terbanglah melintasi
taman bunga ini, jawabnya
Ku kenakan sayap-sayap
itu
Sekali kibasan, seketika
tubuhku melayang
Wajahku melihat ke
barisan hijau
Ku lihat setangkai kuncup
yang mendamaikan di timur
Dan belum lagi hati
ini selesai menyatakan hasrat
Sayap Peri itu sudah
membawaku melesat
Saat menuju kuncup
hijau itu
Di kanan sana ku lihat
Pantulan cahaya merah
darah
Pandanganku tertuju
pada selah satu
Diantara jutaan
tangkai
Berwarna merah muda di
utara
Tiba-tiba sayap putih
yang membawaku terbang ini
Berbelok dan menuju
utara
Ke arah utara ku lihat
semakin gemerlap
Bagai langit yang
dihamparkan
Di arah selatan nun jauh
di sana ada setangkai kecil
Yang birunya berirama
ketukan luka sang Perindu
Belum lagi tuntas ku
cermati
Kepak sayap Peri sudah
membawaku
Ke selatan searah
lirikanku tadi
Dan tiba-tiba di arah
barat
Ada gugusan putih
tersenyum memanggilku
Aku balas tersenyum melirik
salah satu mahkotanya
Maka sayap peri
ini membuatku
Berakrobat berbelok ke
arah gugusan bunga putih
Sesampainya,
Aku pun kelelahan
Jatuh terkulai tak
bertenaga
Kepalaku pusing
Warna-warni taman bunga
Berpencar dalam tiap
sudut ruang kepalaku
Nafasku tak beratauran
Pandangan mataku pudar
Menatap empat penjuru
Timur
Utara
Selatan
Barat
Muncul sang Peri
pemilik sayap di sampingku
Aku lantas berbalik
lirih
Ambil kembali sayapmu
ini
Kembalikan aku ke
tempatku
Aku jatuh melayang
Kembali ke hadapan
leptopku
Masih terngiang di
telingaku
Bisikan lembut sang Peri
sesaat
Sebelum mendorongku
kembali ke bumi
Meski kau kenakan
sepasang sayap Peri
Tapi kalau pandangan
dan hatimu
Tidak fokus, tidak ada
satupun perjalanan
Dan pilihan yang akan
digenggam!!
0 komentar:
Post a Comment