Kerlip gemintang di
tengah laut
Beradu seksi dengan
sinar rembulan
Tak kalah pula debur ombak
yang bergemuruh meneriakan bahagia
Desau angin hingga
lolongan mesin kapal
Juga dingin, ia
merayap dengan kalapnya ke sum-sum
Namun hatiku
menghangat dalam dekapanmu
Fajar pagi pun tiba
dengan lesuhnya
Gugusan pulau timor
tlah membentang di hadapan kita
Ku raih tanganmu yang
menggigil
“Lekaslah sayang
genggam erat tangan ini. Sebentar lagi kita kan melihat tangga dermaga!”
Bisikmu di telingaku
Seperti suara merdu
deru ombak yang menerpa badan kapal, mengguncang hati kita
Terdengar suara
nahkoda di balik toa-toa kecil nan lonjong
Kapalpun berlabuh
Kita melangkah
beriringan menuju tangga dermaga tanah kota karang, Kupang
Kita berdiri bersisian
Mata arabmu dan mata
legamku saling melirik
Sembabnya tlah
mengkristal dalam kedipan
Kota Kupang
Inikah kota terakhir
kugenggam tanganmu?
Inikah dermaga
terakhir kau labuhkan senyummu
Saat kita menjemput
kenangan serta kedamaian yang selalu hadir?
Entahlah,
Kubiarkan pena ini
kembali digenggamanNya
Terserah apa yang Ia
hendak menuliskan
Itulah takdir kita
17-12-2016, Kupang
0 komentar:
Post a Comment