Negri Asap Rokok kini
oleh sejumlah kalangan dianggap sudah sampai pada titik kronisnya. Sehingga perlu
direkyasa agar asap rokoknya bisa menghilang atau paling tidak berkurang. Dari
rekayasa yang menggunakan variabel HAM, Kesehatan, Agama, hingga yang terbaru
adalah menggunakan variabel Ekonomi. Lantas jerahkah para perokok?
Jawabannya TIDAK. Setidaknya
untuk tiga variabel pertama di atas. Untuk varibel ke empat, karena belum
diberlakukan maka kita belum bisa memberikan penilaian yang tepat. Akan tetapi
berdasarkan rekaman harga, rokok mengalami kenaikan harga hampir dari tahun ke
tahun. Tapi toh si selinder 5 cm ini terus di sulut dan asapnya semakin mengepul
bak cerobong kereta. Maka bisa kita katakan kenaikan harga rokok hingga 50 ribu
rupiah bukan solusi yang tepat, jika hendak mengurangi asap rokok.
Justru kenaikan harga
yang tidak wajar ini akan menimbulkan efek samping yang mungkin jauh lebih
buruk lagi. Diantaranya; pertama, perokok aktif yang sudah stadium akut, mereka
tidak akan berdiam diri. Mereka bisa saja beralih ke rokok lain yang lebih
murah; daun koli; walaupun rokok seperti
ini konon katanya jauh lebih berbahaya bagi kesehatan ketimbang rokok dari pabrik.
Asal mulut bisa kepul dan secangkir kopi bersama teman. Kesehatan?? Ah mana penting,
tuh urusan ke sekian.
Kedua, jika prediksi kita
di atas ternyata salah dikarenakan harga 50 ribu terlampau tinggi, dan secara
tiba-tiba, sehingga tidak dibarengi dengan isi kantong para perokok aktif maka
tentu harapan Indonesia bebas dari asap rokok akan terwujud. Yah sudah barang tentu
negri ini bebas dari asap rokok karena masyarakat tidak mampu lagi/berkurang
dalam membeli. Namun, bersiaplah dengan masalah baru yang akan muncul. Begini masalahnya;
kalau sudah tak ada yang mau beli rokok, tentu pabrik-pabrik rokok pun terpaksa
harus menggulung dadar. Jutaan karyawan yang bekerja di sana pun terpaksa
angkat koper pulang kampung, bertambahlah pengangguran! Belum selesai di situ
saja, para petani tembakau pun menjadi kebingungan mau dikemanakan
tembakau-tembakaunya!
Tahu tidak, bahwa pendapatan
negara dari cukai rokok itu puluhan hingga ratusan triliunan. Pabrik-pabrik
rokok pun menjadi salah satu penyedia lapangan kerja yang menampung pekerja
terbanyak di negri ini. Lantas pabrik-pabrik rokok ini gulung tikar, sudahkah
negara siap menambal ratusan triliun yang ditinggalkan? Sudahkan negara
menyediakan lapangan kerja dengan upah layak bagi para pekerja yang nasinya
sudah distop negara? Ah, negara kan lagi sibuk-sibuknya menciptakan lapangan
kerja untuk mempekerjakan para pengangguran di negri ini, kalau di tambah lagi
yang keluar dari pabrik-pabrik rokok kan negara malah tambah rumet ngurusinnya
kan?
Sebenarnya apa sih
yang harus ditakuti dari para perokok ini? Asapnya mengganggu penghirupan anda?
Yah pake masker lah, biar paru-paru anda tidak tercemar! Asapnya menyebabkan penyakit
buat anda? Yah sekali lagi pakai masker, lagian penyakit tidak hanya disebabkan
asap rokok kok. Ada tuh asap knalpot, pembakaran sampah dan penyebab-penyebab
lainnya. Toh lagian mereka juga sudah dilarang merokok di tempat umum, pesawat,
kereta,Rumah Sakit, dan tempat ber-AC, bahkan bagi mereka disiapakn ruangan
kecil “smoking area” apa yang anda khawatirkan? Mereka masih melanggar? Yah,
tinggal ingatkan mereka saja! Mereka tuh orang-orang yang penurut jadi kalau
mereka lengah, yah diingatkan! Anda khawatir, rokok dikonsumsi anak-anak? Yah tinggal
ditingkatkan pengawasan saja! Kios-kios dilarang menjual rokok kepada
anak-anak, githu aja kok rempong.
Sudahlah, yang bukan perokok
harusnya malu sama mereka! Dengan merokok mereka menyumbangkan pendapatan
negara, dan membantu negara mempekerjakan orang.
Hal ketiga yang perlu
diwaspadai adalah keberlangsungan pak Presiden sendiri. Orang sebagus anda, sayangkan?
Kalau gagal pada periode selanjutnya bahkan mungkin akan diturunkan di tengah perjalanan
hanya karena masalah harga rokok. Karena ruwet jadinya, lawan anda akan
mengasah polemik ini menjadi senjata yang akan menggorok leher anda. Puluhan juta
perokok aktiv di negri ini kalau sudah disusupi virus propaganda maka bersiaplah
wajah anda dicoreng-coreng, disulut atau dikepuli asap rokok! Ah tak sanggup
aku melihat mukamu dicumbu mereka seperti itu!
Yah, sudahlah sekian dariku!
Salam damai!!
0 komentar:
Post a Comment