Ketika ia masih seorang gadis yang
cengeng
Surga akan datang
Pada langit, berjuta harapan
ia gantungkan
Pada bumi, beribu mimpi
ia rangkai
Membingkainya dalam satu untaian kata
Pada tiap
lelap tidurnya; “surga”
Tapi
harap dan mimpi
lepas dari jangkauannya
Ketika ia tak lagi sepolos
balita
Ia pun
memutuskan untuk melarikan diri
Pada lelap
tidurnya bermimpi tentang surga
Langit hanya menggantungkan
bulan bintang,
Setiap
kali ia pejamkan matanya
Dan mentari,
Setiap
kali ia membuka matanya
Surga???
Hanyalah mimpi
gadis cengeng
Ia telah mengafaninya pada
peti perih
kehidupan
Entah di mana harus menguburkannya
Hidup
terus berjalan
Beban
yang ia tanggungkan pun kian berat
Ia seperti
cacing yang dilindas roda
Atau kupu-kupu
yang terbang di tengah badai
Air
mata pun berlomba membasahi pipi
Malam datang dengan kegelapannya
Bersama badai yang menyeka panas
Ia pejamkan
matanya
Berbaring di bawah langit yang sedang
badai
Dalam tidurnya kembali
ia terbang
Sekali lagi bermimpi
tentang surga
Ia berkata
Aku tahu matahari pasti
terbitSurga akan datang
0 komentar:
Post a Comment