Banner 468 x 60px

 

Friday, April 28, 2017

Rindu

0 komentar
Dinda, tahukah kau apa itu rindu?
Rindu adalah kesadaran hakiki yang melanda setiap jiwa para pecinta. Ia adalah transparansi dua jiwa yang berjarak. Virus yang menjangkit dalam perjumpaan dan menjadi penyakit dalam perpisahan. Ia adalah bahasa keabadian yang selalu hadir, sebab keterpisahan itu laksana air tanpa Hidrogen. Atau gemericik air pada sungai yang mengalir. Yang senantiasa mengalunkan nada-nada mistik yang menggugah setiap bersambut dengan bebatuan yang menyapanya.
Nada syahdu yang memanggil seekor semut menghampiri segelas madu. Hingga nada tidak lagi bermakna bercerita tentang kisah penantian dan waktu yang  tak lagi mampu menahan gejolak. Ia menenggelamkan dirinya ke dalam gelas berisi madu. Adakah yang bisa mencegahnya? Tidak dinda, sebab itulah rindu. Ia adalah mistis yang menarik kita dari kerumunan nomad pemuja tubuh, petarung kapital, pendaki karir, penjilat kekuasaan dan keseharian yang banal ke dalam cawan yang menenggelamkan bersama air mata.
Tahukah kau dinda? Bahwa kerinduan sang perindu kepada yang dirindukan tak akan pernah bisa tergantikan atau ditukar dengan apapun yang mahal harganya? Langit dan bumi bahkan surga sekalipun tak akan mampu menggantikan kehadiran Sosok Yang dirindukan. Sebab kesemuanya itu bukanlah obat yang paling mujarab bagi sakit rindu; atau ganjaran yang paling sempurna, bagi seorang perindu. Pertemuan dan wajah sang kekasih yang dirindukan adalah obat mujarab dan ganjaran yang paling sempurna, bagi seorang perindu.
“Jika aku mencintai-Mu karena surga-Mu maka masukanlah aku ke dalam api neraka-Mu. Tetapi, jika aku mencintai-Mu karena diri-Mu maka  pertemukanlah aku dengan Dirimu.” Pernahkah kau mendengarkan gubahan syair di atas dinda? Yah, itu adalah gubahan kalimat rindu yang sering disenandungkan oleh sang sufi ternama “Rabiatul Adawiyah”. Gubahan yang paling melegenda tentang hakikat rindu yang paling tinggi dan yang paling layak. Yakni, kerinduan paling memesona pada Pemilik segala Rindu dan Cinta berlabuh.





0 komentar:

Post a Comment

 
ZN _ LEFOKISSU © 2017