Banner 468 x 60px

 

Wednesday, May 4, 2016

ALQUR’AN CERMIN SEMESTA

0 komentar
M
anusia adalah buah kreativitas Tuhan yang paling sempurna. Sebab pada dirinya melekat karunia Tuhan berupa akal. Akal inilah yang kemudian membuat manusia mampu merealisasikan asma-asma Tuhan pada dirinya. Akal menjadi modal dan kekuatan manusia memahami alam semesta sebagai karunia Tuhan untuk mengenal diriNya.
Akan tetapi, akal manusia memiliki keterbatasan. Jelas, sebab akal adalah realitas mikrokosmos yang tentu tidak akan mampu memahami alam semesta sebagai makrokosmos secara utuh dan menyeluruh. Allah SWT juga sudah mengkalkulasi hal ini secara matang. Maka dihadirkanNyalah Alqur’an sebagai resume atas realitas makrokosmos (alam) ini, yang di dalamnya juga terdapat realitas mikrokosmos (dalam hal ini manusia).
Alqur’an, alam semesta serta manusia ibarat cermin yang saling memantulkan. Alqur’an mencerminkan atau menggambarkan manusia dan alam semesta sebagaimana adanya dan sebagaimana mestinya. Alqur’an membahas tentang manusia dan alam semesta. Ia menjadi sumber bagi manusia dalam memahami alam semesta. Sehingga boleh dikatakan bahwa Alqur’an  merupakan resume alam dalam bentuk sederhana.
Secara teologi Islam, Alqur’an dikatakan sebagai Ayat Qauliyah (pernyataan) dan alam semesta sebagai Ayat Kauniyah (kenyataan), sehingga mengakibatkan adanya hubungan dialektika di antara keduanya. Keduanya bertautan satu sama lain.
Sebagai contoh, dalam Alqur’an dinyatakan peristiwa bertemunya dua macam laut, tetapi keduanya saling tidak tercampur. Ada pergantian siang dan malam, proses kejadian manusia, dan masih banyak lagi ayat Alqur’an yang berkaitan dengan kejadian di alam semesta. Nah, kebenaran pernyataan dalam Alqur’an tersebut bisa kita saksikan hari ini. Artinya, diantara Alqur’an dan alam semesta terjadi hubungan dialektika saling membenarkan satu sama lain. Alqur’an adalah cermin yang menghadirkan realitas alam semesta dalam bentuk tulisan; yang terangkum dalam lembaran kertas yang harus dibaca, dipelajari serta diteliti kebenarannya melalui eksperimen di alam semesta; sebagai realitas objektif.
Memahami alam makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (dalam hal ini Alqur’an), maka manusia harus menggunakan kecerdasan (akal) yang dimiliki. Dengan anugerah akal inilah manusia dapat memahami Ayat-Ayat Qauliyah dan Qauniyahnya Allah SWT. Itulah mengapa manusia mendapat gelar sebagai makhluk yang paling sempurna dalam segala ciptaan Allah SWT. Sebab dengan manfaat akalnya, manusia dapat menemukan kebenaran-kebenaran yang tersirat dalam Alqur’an, baik itu di alam makrokosmos ataupun sebaliknya. Tidak berakhir sampai di situ, dengan akal ini pula manusia menemukan kebenaran-kebenaran baru yang menjadi modal baginya untuk memakmurkan alam semesta, sekaligus mendekatkan diri kepada Rabbnya. Mari bijak menggunakan Alqur’an sebagai cermin semesta!

0 komentar:

Post a Comment

 
ZN _ LEFOKISSU © 2017