M
|
Akan
tetapi, akal manusia memiliki keterbatasan. Jelas, sebab akal adalah realitas
mikrokosmos yang tentu tidak akan mampu memahami alam semesta sebagai
makrokosmos secara utuh dan menyeluruh. Allah SWT juga sudah mengkalkulasi hal
ini secara matang. Maka dihadirkanNyalah Alqur’an sebagai resume atas realitas
makrokosmos (alam) ini, yang di dalamnya juga terdapat realitas mikrokosmos
(dalam hal ini manusia).
Alqur’an,
alam semesta serta manusia ibarat cermin yang saling memantulkan. Alqur’an
mencerminkan atau menggambarkan manusia dan alam semesta sebagaimana adanya dan
sebagaimana mestinya. Alqur’an membahas tentang manusia dan alam semesta. Ia
menjadi sumber bagi manusia dalam memahami alam semesta. Sehingga boleh dikatakan
bahwa Alqur’an merupakan resume alam
dalam bentuk sederhana.
Secara
teologi Islam, Alqur’an dikatakan sebagai Ayat Qauliyah (pernyataan) dan alam
semesta sebagai Ayat Kauniyah (kenyataan), sehingga mengakibatkan adanya
hubungan dialektika di antara keduanya. Keduanya bertautan satu sama lain.
Sebagai
contoh, dalam Alqur’an dinyatakan peristiwa bertemunya dua macam laut, tetapi
keduanya saling tidak tercampur. Ada pergantian siang dan malam, proses
kejadian manusia, dan masih banyak lagi ayat Alqur’an yang berkaitan dengan
kejadian di alam semesta. Nah, kebenaran pernyataan dalam Alqur’an tersebut
bisa kita saksikan hari ini. Artinya, diantara Alqur’an dan alam semesta
terjadi hubungan dialektika saling membenarkan satu sama lain. Alqur’an adalah
cermin yang menghadirkan realitas alam semesta dalam bentuk tulisan; yang
terangkum dalam lembaran kertas yang harus dibaca, dipelajari serta diteliti
kebenarannya melalui eksperimen di alam semesta; sebagai realitas objektif.
Memahami alam
makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (dalam hal ini Alqur’an), maka
manusia harus menggunakan kecerdasan (akal) yang dimiliki. Dengan anugerah akal
inilah manusia dapat memahami Ayat-Ayat Qauliyah dan Qauniyahnya Allah SWT.
Itulah mengapa manusia mendapat gelar sebagai makhluk yang paling sempurna
dalam segala ciptaan Allah SWT. Sebab dengan manfaat akalnya, manusia dapat
menemukan kebenaran-kebenaran yang tersirat dalam Alqur’an, baik itu di alam
makrokosmos ataupun sebaliknya. Tidak berakhir sampai di situ, dengan akal ini
pula manusia menemukan kebenaran-kebenaran baru yang menjadi modal baginya
untuk memakmurkan alam semesta, sekaligus mendekatkan diri kepada Rabbnya. Mari
bijak menggunakan Alqur’an sebagai cermin semesta!
0 komentar:
Post a Comment