Banner 468 x 60px

 

Wednesday, May 4, 2016

CAUSALITAS VS RELATIVITAS ALBERT EINSTEIN

0 komentar
Menurut teori relativitas Einstein bahwa waktu dan ruang dapat mengalami perubahan dalam kelajuan cahaya (C), dan dalam kelajuan cahaya (C) ruang bisa di perpendek, dan waktu bisa di perlambat serta apabila kecepatan melebihi kelajuan cahaya maka waktu dapat berjalan mundur.
Waktu dalam pandangan relativitas umum Einstein ini kita ibaratlkan seperti garis bilangan yang mana waktu dapat bernilai positif, netral/nol, dan juga negative. Waktu akan bernilai positif apabila laju yang bekerja adalah minus kecepatan cahaya (C). Waktu akan bernilai nol apabila laju sama dengan kecepatan cahaya (C). Dan waktu akan bernilai negative apabila melebihi kecepatan cahaya (C).
Berdasarkan logika ini maka waktu akan berhenti berjalan pada sebuah benda ketika melaju dengan kecepatan cahaya, dan akan berjalan mundur (minus) apabila benda tersebut melejit melebihi kecepatan cahaya.
Pertanyaan kemudian adalah apakah waktu dapat berjalan mundur ketika bergerak melebihi kecepatan cahaya dan waktu akan berhenti berjalan (0) apabila bergerak setara kecepatan cahaya?
Pertanyaa ini akan coba kita jawab dengan menggunakan pendekatan hukum causalitas/sebab akibat. Causalitas meniscayakan tiap akibat/kejadian memiliki sebab. Causalitas juga meniscayakan bahwa sebab akan selalu mendahuli akibat.
Sebelum kita jabarkan lebih jauh antara hukum relativitas umum dengan causalitas terlebih dahulu kita perlu mengetahui waktu itu sendiri. Waktu dalam ilmu fisika adalah besaran yang menyatakan lamanya suatu kejadian atau gerak (perubahan). Artinya waktu menjadi akibat dari adanya suatu gerak atau kejadian.
Pada permasalahan waktu diatas bahwa waktu dapat berjalan mundur apabila melejit diatas kecepatan cahaya dapat kita artikan, ketika sebuah materi bergerak dengan kecepatan diatas C maka waktu akan berajalan mundur (kembali ke masa lalu) sehingga benda tersebut akan berada pada waktu yang sudah pernah ia lewati. Berdasrkan kedudukan waktu hal ini berarti pula bahwasannya akibat tersebut (benda yg ke masa lalu dengan adanya waktu yang berjalan mundur) akan lebih dahulu hadir daripada penyebab benda tersebut ke masa lalu.
Secara sederhana kita misalkan sebuah benda mula-mula pada titik nol dengan waktu nol (t0) lalu diberikan kecepatan  lebih besar C sehingga waktu berjalan mundur (-). Dimana sebab (C) yang diberikan masih berada pada titik nol. Maka yang akan terjadi adalah kita melihat benda berada pada posisi negative dan kecepatan (C) sebagai sebab berada pada titik nol. Artinya kecepatan (C)/sebab berada mendahului waktu atau benda yang sudah berada pada titik minus. Artinya juga secara tahapan waktu, akibat (waktu dan benda) akan mendahului sebab (C). 
Berdasarkan hukum causalitas maka adalah sebuah kemustahilan adanya akibat mendahului sebab. Dengan demikian maka hanya ada satu kemungkinan yang terjadi yaitu waktu/benda tidak akan berjalan mundur sekalipun kecepatan melebihi kecepatan cahaya diberikan.
Lalu apakah waktu akan berhenti berjalan (0) apabila kecepatan yang diberikan sama dengan C?
Ketika sebuah gerak menghantarkan waktu sampai pada t=0 artinya t tidak lagi berjalan atau tidak ada waktu yang bekerja pada saat itu artinya juga tidak ada akibat dari gerak yang ada. Maka sesuai uraian kita sebelumnya bahwa waktu adalah akibat dari gerak/kejadian menjadi salah apabila kita mengatakan waktu berhenti berjalan pada kecepatan sama dengan kecepatan cahaya. Pun hukum causalitas yang menyatakan setiap sebab pasti menghasilkan akibat menjadi salah.
Sebuah kemustahilan lagi, sebab tak menghasilkan akibat. Sehingga meniscayakan kita untuk menolak pernyataan/teori relativitas umum bahwa waktu akan diam/berhenti berjalan ketika sebuah benda bergerak dengan kecepatan cahaya.
Gerak meniscayakan adanya perpindahan kedudukan suatu materi. Gerak juga dapat kita artikan sebagai sebuah perubahan waktu menuju kearah depan, tak mungkin diam atau statis bahkan mundur.
Ketika sebuah benda dalam keadaan gerak baik itu dengan kecepatan mendekati, sama atau bahkan diatas kecepatan cahaya maka waktu hanya akan mendekati nol. Tetapi tidak akan pernah nol bahkan minus. Waktu hanya akan menjadi nol, apabila tidak terjadi gerak sama sekali yang bekerja. Atau tidak ada sebab (gerak) barulah waktu/akibat akan menjadi nol atau tidak ada.
Kita misalkan dua buah benda A dan B menempuh jarak 1000 KM. Benda A akan menempuh jarak tersebut dengan waktu tiga jam dan benda B hanya 30 menit. Benda A membutuhkan waktu lebih lama daripada benda B untuk mencapai jarak yang sama. Namun ketika benda B bergerak dengan waktu yang sama seperti benda A maka benda B akan mencapai jarak 6000 KM/3jam sementara benda A hanya mampu menempuh jarak 1000 KM saja.
Ketika benda B terus ditambah kecepatannya dalam menempuh jarak 1000 KM maka waktu pun akan semakin sedikit diperlukan dan jarak yang ditempuh sesuai waktu yang diperlukan benda A oleh benda B akan semakin panjang/banyak.
Waktu tidak akan menjadi nol maupun minus selain dibuktikan dengan causalitas juga dapat dengan teks-teks suci agama samawi. Misalnya tentang penciptaan alam semesta, diyakini baik oleh umat yahudi, kristiani, maupun islam bahwa alam diciptakan dalam 6 masa menurut perhitungan Tuhan.
Tak dapat kita pungkiri bahwasannya untuk menghasilkan alam semesta seperti saat ini dari sebuah titik (big bang) membutuhkan kecepatan yang begitu besar bahkan melebihi kecepatan cahaya barulah alam ini terbentuk. Itupun oleh Tuhan membutuhkan 6 masa/hari. Artinya dengan kecepatan sebesar itu waktu tidak berjalan mundur ataupun berhenti (0). Dan dari ledakan big bang ini yang dengan kecepatan jauh melebihi kecepatan cahaya waktu dan materi bergerak maju dari sebuah titik menjadi alam makrokosmos seperti yang ada saat ini.
Didalam islam misalnya mempercayai malaikat tercipta dari nur/cahaya saja pun ketika menghadap Allah membutuhkan waktu ribuan Tahun untuk bisa sampai. Ini menunjukan bahwasannya waktu itu senantiasa berjalan selama gerak itu terjadi.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa waktu tidak akan berhenti ataupun berjalan mundur selama terjadinya gerak. Kecepatan akan memperpendek waktu dan memperluas ruang. Sehingga orang yang bergerak cepat mencapai satu titik (jarak dibatasi) maka waktu yang ia perlukan menjadi pendek/sedikit dan ketika bergerak dalam selang waktu tertentu (waktu dibatasi) maka ruang/jarak yang ditempuh akan panjang/sedikit. Seberapa pun besar kecepatan yang diberikan pada sebuah benda, itu tidak akan mengakibatkan benda tersebut berhenti bergerak (t0) atau ke masa lalu (t-) tetapi hanya akan mendekati t0. Sehingga kita hampir tidak dapat melihat proses gerak yang terjadi. Seolah sebab dan akibat terjadi secara bersamaan. Hal ini dapat kita anologikan seperti pada matahari. Manakah yang lebih dahulu ada, matahari atau cahayanya? Tentu yang lebih dahulu adalah matahari, walaupun seolah bersamaan. Tetapi kita dapat memisahkan mana yang lebih dahulu ada. Hal ini tentu karena waktu yang begitu kecil (mendekati nol) sehingga sangat sulit bagi kita untuk memisahkannya.

0 komentar:

Post a Comment

 
ZN _ LEFOKISSU © 2017