Duhai
sang pencipta peradaban, janganlah engkau meninggalkan aku dalam bait (baca;
rak/rumah) seperti engkau menghiasi lemari kaca mu dengan emas permata yang
kilaunya menyilaukan mata. Aku bukanlah mereka (emas permata) yang mahal nilai
uangnya sehingga harus engkau jaga dalam bait-bait mu, yang engkau takut
dirampok di saat engkau membawa ku keluar. Aku juga bukanlah gandum yang bisa
menutrisi perutmu dari rasa lapar, ataupun sekedar air tawar yang mampu menghapus
dahaga mu dari teriknya mentari.
Tapi
percayalah duhai pengurus semesta, aku dapat memuaskan mu lebih dari sekedar
emas permata, dapat menutrisi perutmu lebih kenyang dari sekedar gandum dan
dapat membasahi dahagamu bak musafir di tengah gurun yang merindukan hujan. Aku
dapat menawarkan diri lebih dari semuanya itu jikalau saja engkau menjadikanku
sebagai kekasihmu. Duhai makhluk yang dimahkotai dengan akal. Akal mu tiada
akan berfungsi sebelum aku menjadi ratu gizi mu untuk membentuknya menjadi
dewasa dan sempurna.
Aku
hanya akan dianggap sebagai onggokan sampah jikalau kerinduanku menjadi
kekasihmu tak terbalas. Tubuhku akan dipenuhi debu, dan entah berapa lama lagi
sang rayap merenggut kesucianku. Kesucian yang sangat ingin sekali kuberikan
kepadamu. Maka pacarilah aku dan renggut semua kesucianku ini, janganlah satu
helaian bagian tubuhku luput dari birahimu duhai umatnya Muhammad.
Tahukah
engkau, bahwa kekasihmu Muhammad adalah orang yang paling utama dalam
menggumuliku? Dia telah menggumuliku dalam arti yang sebenar-benarnya dan dalam
bentuk yang berbeda dari mainstream orang semasanya. Dia mencintaiku dalam
bentuk makrokosmos, bukan lagi dalam bentuk mikrokosmos. Dan itulah yang
sebenarnya diinginkan Tuhannya ketika memerintahkan Jibril untuk menyuruhnya
melihat (baca; membaca) ku.
Duhai
pemilik sifat-sifatnya Tuhan, gumulilah dan hayati makna dari yang ada dalam
diri ini. Diri ini adalah jendela bagi mu sebelum mengeja semesta dan jalan
menuju jati dirimu, yakni menjadi manusia seutuhnya (insan kamil).
Ketahuilah,
diri ini bisa menciptakan insang bagi mu agar engkau lebih dalam menyelami
samudra pengetahuan. Dan diri ini bisa pula menciptakan sayap bagi mu yang tiap
kepakannya mengantarkan mu menjelajahi ketakterbatasan ruang semesta penuh
pengetahuan.
Cobalah
sesekali ceburkan dirimu dalam lorong-lorong waktu bersama ku, jamahlah tiap
kata-kata dalam diri ini dengan akal pikiran mu. Berenanglah dalam hikmah
firman-firman tuhanmu serta tulisan orang-orang suci dan masyhur yang pernah
hidup.
Duhai
sang penerus soekarno, coba dengarkan teriakan lantang sang proklamator mu itu
“siapa yang punya imajinasi masa depan , maka dialah yang akan dimenangkan oleh
sejarah.” Indah sekali bukan? Ketahuilah engkau, bahwa beliau, soekarno adalah
seorang penikmat ku (buku). Sewaktu kecil ia menghabiskan waktunya di perpustakaan
milik ayahnya, tiap buku ayahnya ia lahap bak seorang bayi yang selalu merengek
meminta tetek pada ibunya. Ia pun adalah salah satu penulis besar dengan
gagasan-gagasan besar miliknya yang menawarkan nilai tambah pada diri ku bagi penerus-penerusnya
seperti kalian ini. Tidakkah engkau ketahui bahwa ketampanan nya menjadi begitu
sempurna berkat diri ini yang telah membentuk mercusuar mimpi, pemikiran dan
gerakan kemanusiaan yang melekat pada dirinya? Dan ketahuilah juga bahwa diri
ini pula yang telah merakit sayapnya sehingga dirinya dengan pemikirannya dapat
terbang melintasi jamannya dalam membela nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Ingatlah!
Einstein juga pernah mengatakan “imajinasi adalah segalanya. Ini adalah preview
kehidupan akan datang. Imajinasi lebih penting dari pada pengetahuan”. Tapi
dapatkah engkau berimajinasi tanpa sebuah rangsangan? Diriku inilah
sebaik-baiknya rangsangan imajinasi. Maka bacalah aku baik dalam skala mikro maupun
makro!
Duhai
al insan, jikaulau engkau ingin seperti Muhammad, Soekarno, Eisntein, Newton
atau orang-orang hebat lainnya yang pernah ada, maka dengarlah seruan kerinduanku
dan terimalah aku menjadi tambatan hati mu kini dan seterusnya.
Tahukah
engkau, kalimat seruan bacalah dengan
nama tuhanmu yang menciptakan adalah sebuah paradigma tauhid yang menolak
pemisahan ilmu pengetahuan (sains) dan agama, akal dan wahyu, atau buku/alquran
dan alam semesta.
0 komentar:
Post a Comment