Banner 468 x 60px

 

Tuesday, January 17, 2017

LAUT DINGIN

0 komentar
Atas izin Allah SWT, sebuah kejadian langka nan unik terjadi di salah satu gugus pulau di Timur Indonesia. Di sebuah pulau bernama Alor, tepatnya di perairan desa Alor Kecil, sekitar 35 menit dari pelabuhan Kalabahi terdapat suatu fenomena laut dingin yang terjadi hanya tiga kali dalam setahun. Laut menjadi dingin, dan tidak terjadi lantaran perubahan cuaca menjadi dingin ataupun turunnya salju. Ia terjadi dengan sendirinya. Dan sejauh ini belum ditemukan penjelasan ilmiah terkait fenomena tersebut. Masyarakat setempat hanya mempercayai mitos yang sudah diceritakan turun temurun. Cerita yang belum pasti nilai kebenarannya.
Konon, terdapat hubungan antara penguasa laut perairan desa Alor Kecil dan penguasa laut Pantai Selatan, Jawa. Ketika kedua penguasa laut ini bertemu maka seketika laut menjadi dingin. Ada juga kelompok yang mempercayai bahwa dinginnya laut tersebut merupakan tanda diselenggarakannya pertemuan akbar antar orang-orang suci sedunia di seputaran Tanjung Kumbang (sebuah tanjung di desa Alor Kecil yang dianggap keramat). Fenomena ini memang di luar logika normal. Tidak ada yang tersisa selain mitos-mitos peninggalan leluhur masyarakat di Alor Kecil.
Sejarah setempat merekam bahwa pernah ada upaya ilmiah untuk mengurai alasan science mengapa laut tersebut bisa menjadi dingin. Pada tahun 1968 ilmuan dari Australia datang meneliti laut dingin tersebut, disusul tim pakar dari Jepang beberapa tahun kemudian. Sayang, hasil penelitian mereka tidak pernah dipublikasikan kepada masyarakat, termasuk ke Pemerintahan Daerah Kabupaten Alor. Akhirnya, fenomena laut dingin tersebut masih menjadi misteri bagi semua orang hingga hari ini.
Satu hal menarik menurut saya yakni peristiwa ini memberi bukti lain akan kebenaran kitab suci Al-Qur’an. Area laut yang dingin hanya membentang dari Tanjung Kumbang dan Batu Apung (sebutan lokalnya fato-nebo) hingga pantai Makassar, Alor Kecil. Serta dari pesisir pulau Kepa (Nuha) ke pesisir desa Alor Kecil. Seolah ada sekat yang membatasi dinginnya laut ini untuk menyebar ke area lain. Bahkan, terkadang laut dingin tersebut mengeluarkan uap dan menghalangi pandangan mata ke pulau kepa (Nuha) yang berjarak sekitar 80 meter dari bibir pantai Alor Kecil. Seperti ada sekat yang membatasi antara air laut yang satu dengan air laut yang lainnya, “antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing (QS Ar Rahman : 20).”
Ya, walaupun maksud dari ayat ini lebih tepatnya merujuk pada peristiwa tidak tercampurnya dua air laut yang saling bertemu di Selat Gibraltar, yang mana hal ini dijelaskan juga pada ayat sebelumnya, “dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu. ” (QS. Ar-Rahman:19), bagi saya poin yang paling penting yakni pada ayat 20 . Dimana Allah memberitahukan kepada kita bahwa sesungguhnya tiap sesuatu memiliki kadarnya masing-masing sehingga ketika bertemu, mereka akan tetap terpisah/tidak tercampur.
Hal ini dibenarkan oleh modern science bahwa sifat lautan ketika bertemu tidak bisa bercampur satu sama lain. Dijelaskan oleh para ahli kelautan juga bahwa hal ini dikarenakan adanya perbedaan massa jenis (kadar) dan tegangan permukaan air laut, yang mencegah kedua air dari lautan bercampur satu sama lain. Bisa kita katakan ada dinding tipis yang memisahkan mereka.
Kasus dinginnya laut di perairan desa Alor Kecil memang tidak seperti yang terjadi di Selat Gibraltar di mana proses pertemuan antar dua laut terjadi secara kontinyu. Laut dingin di Alor Kecil itu hanya terjadi di waktu-waktu tertentu sehingga sulit dijelaskan mengapa air laut yang dingin hanya seputaran itu-itu saja. Jika penyebabnya ialah massa jenis ketika air laut dingin berbeda dengan masa jenis ketika air laut normal, mengapa hanya wilayah itu-itu saja yang dingin. Bukankah area itu (laut dingin) sebelumnya berada pada kondisi normal seperti laut di sekitarnya, sehingga besar kemungkinan memiliki massa jenis yang sama? Sekat seolah hanya ada ketika laut mulai dingin. Ataukah memang dalam keadan normal pun antar area itu memiliki massa jenis laut yang berbeda? Wallahu ‘alam, dibutuhkan penelitian untuk menguak fenomena tersebut.
Semoga kita masih diberi nikmat kehidupan ketika para ilmuwan menguak tabir laut dingin yang saat ini masih terbungkus dinginnya laut yang membentang dari bibir pantai Alor Kecil dan Pulau Kepa (Nuha). Amiin.. 

#Dari buku "Jalan Pulang"

0 komentar:

Post a Comment

 
ZN _ LEFOKISSU © 2017