Banner 468 x 60px

 

Sunday, January 15, 2017

Murid dan Ustadz

0 komentar
Ilustrasi Murid dan Ustadz
Arsyila, ada sebuah cerita menarik yang inginku ceritakan padamu. Sebuah guyonan tepatnya, tapi bukan sembarang guyon, ini guyonan yang penuh makna dan pelajaran di dalamnya. Semoga engkau terhibur sayang. Berikut ceritanya;
Alkisah di sebuah kampung terdapat sebuah surau kecil, tempat orang-orang melakukan ibadah shalat lima waktu dan pengajian. Pengajian sendiri di ajarkan oleh seorang ustad yang juga warga setempat.
Suatu hari seorang Murid heran karena beberapa ayam peliharaannya hilang. Maka dimulailah penyelidikan untuk mencari tahu biang kerok hilangnya ayam-ayam tadi. Suatu saat si Murid memergoki Ustadznya sedang memotong ayamnya. Terjadilah dialog menarik antara Ustadz dan Murid.
Murid : “Maaf Ustadz, ayam yang dipotong itu ayam milikku.”
Ustadz : “Kamu salah nak, apa yang ada di kolong langit dan bumi ini semua milik Allah, bukan milik manusia. ingatlah Ayat Alquran; “Wa lillahi ma fi samawati wa al arld”; dan milikNya lah segala apa yang ada di langit dan segala apa yang di bumi.
Karena mendapat jawaban seperti itu dari sang ustadz, lebih-lebih disertai dalil Alquran, maka si Murid pun tertegun, manggut-manggut, tanda ia paham dan mengerti. Lalu ia pun pergi setelah mencium tangan Ustadz. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, terlintas pikiran jahat di benak si Murid. Ia pun kemudian terinspirasi oleh wejangan sang Ustadz tadi. Dan berencana mencuri kambing peliharaan Ustadznya.
Satu waktu kesempatan untuk mencuri kambing Ustadz itu pun datang. Seekor kambing jantan berumur lima tahun pun diseret si Murid, kemudian bersama beberapa temannya, mereka menyembelih kambing tersebut. Dagingnya ada yang mereka bagikan ke warga dan sisanya mereka jual ke pasar.
Keesokan harinya, ketika sang Ustadz hendak memberikan makanan kepada kambing-kambingnya yang di kandang. Betapa kaget dan terkejut sang Ustadz karena kambing paling besarnya sudah tidak ada lagi. Rencanya kambing tersebut akan dipotong minggu depan saat acara pernikahan putrinya yang ke dua, si Kalista.
Melihat kambing tersebut hilang sang Ustadz pun mulai mencarinya. Kesana-kemari ia bertanya pada warga desa. Akhirnya, seorang warga yang kebetulan mendapatkan daging kambing kemarin meminta sang Ustadz menanyakan pada Muridnya tersebut. Siapa tahu saja ia yang mencurinya, karena hanya dialah yang kemarin membagikan dan menjual daging kambing.
Bertambah kaget dan terkejutlah sang Ustadz. Ia meradang penuh amarah. Geram dan marah. Dalam hatinya; “berani-beraninya santri itu mencuri kambing milik Ustadznya sendiri. Apa kurang pelajaran agama setiap hari yang ku ajarkan?”
Sang Ustadz tersebut kemudian memanggil si Murid tersebut dan menginterogasinya.
Ustadz : “Hari ini saya dapati kandang kambing saya kehilangan salah satu kambing. Menurut warga hanya kau lah yang membagikan dan menjual kambing kemarin. Apa benar, kamu lah yang telah mencuri kambing saya?”
Murid : “Iya benar Ustadz. Aku lah yang mencuri kambing Ustadz.”
Sang Ustadz pun begitu geram mendengar jawaban Muridnya dengan begitu entengnya. Namun, karena mereka dikerumuni oleh Murid-Murid pengajian, sang Ustadz pun mencoba tetap tenang.
Ustadz : “Kamu kok berani-beraninya mencuri dan memotong kambingku dan menjualnya?”
Murid : “Maaf Ustadz, saya melakukan ini pun menurut nasehat dan wejangan Ustadz. Bukankah Ustadz sendiri yang bilang, berdasarkan ayat Alquran, kalau semua yang ada di bumi ini adalah milik Allah.”
Sang Ustadz kaget dan shok mendapatkan jawaban si Murid. Seolah ia ditampar oleh Muridnya itu. Dalam bathinnya ia merasa bersalah karena telah salah mengajari Muridnya. Namun, karena tidak ingin disalahkan dan dipermalukan di depan kerumunan para Murid, sang Ustadz pun berusaha mencari kilah. Ia pun kembali memberi nasehat; “Nak, ayat itu hanya berlaku untuk ayam saja. Bukan untuk kambing…”
Heheheheheeee……
Ini hanya guyonan Arsyilaku. Tidak usah marah dan tersinggung ya?! Aku hanya ingin menghiburmu dan semoga kamu terhibur dengan guyonan ini. Juga aku ingin mengatakan bahwa, ayat atau teks apapun dalam Alquran, Injil, Taurat, Zabur, Talmud, Tripitaka, Veda, Hadis dan kitab apa saja memang tidak memiliki bentuk solid, karena itu mudah dibelok-belokan sesuai dengan kepentingan dan selera penafsirnya; Ulama, Ustadz, Kiyai, Pendeta, Pastor, Rabbi, Biksu, atau siapa saja. Ayatnya mungkin benar, begitu juga ketika disampaikan oleh sang Nabi atau yang menerima wahyu (Ayat) tersebut, kita yang memahaminya yang keliru. Ada ayat yang sifatnya universal ada yang partikulir, ada yang temporal ada yang sepanjang massa.
Sekian ceritaku ini sayang. Salam rindu tanpa candaku pada dirimu.

0 komentar:

Post a Comment

 
ZN _ LEFOKISSU © 2017